Minggu, 10 Februari 2013

Super Junior-M, debut in Korea!

This week,
Super Junior-M come to Korea and perform their song "Break Down" there.

They already debut in several music program in Korea,
and today i want to share their photos in Mnet.

I get this photos from Mnet Google+ .
Check this out!
















Regards,
Apriska Sagita .M.

Kamis, 07 Februari 2013

Adorable, Park Shin Hye.

I like Park Shin Hye as an woman artist.

Since i saw her in drama "You're Beatiful",
she got my attention.

Especially her acting skill and how she can develope chemistry
with her guy mates in the drama.

Ah, the other thing that i like from her is her fashion and of course her gorgeous appearance.

Every woman must be want to have a great appearance like i her.
I bet !

Look at her photos from Marie Claire below.







Very different style from her drama Flower Boy Next Door.


Regards,
Apriska Sagita .M.

Selasa, 05 Februari 2013

Flower Boy Next Door : Funny, entertaining, and romantic

Good Morning!
Selamat Pagi!
Ohayou Gozaimasu! 

Eum, i want to ask something?
Do you guys, especially K-popers who like watching K-drama, 
knows about Flower Boy Next Door?

Do you know this drama? 

I think lot of K-drama lovers know 
about this funny, romantic, and entertaining drama, don't you?

Yup, Flower Boy Next Door is a drama that broadcast in tvN
every Monday and Tuesday at 11:00 pm KST. 

This drama is a romantice comedy drama about a girl, Go Dok Mi (Park Shin Hye)
who lock herself the whole time in her apartment and watching the boy next her apartement, Tae Jun.
But Someday she get caught spying on her next door by Enrique Geum (Yoon Shi Yoon),
a famous game creator from Spain. There's any other guy name Oh Ji Rak (Kim Ji Hoon), the boy next her room that fell in love to her for 3 years without her knowing it.

The story about these main three character, Go Dok Mi, Enrique Geum, and Oh Ji Rak,
are really funny and romantic at the same time. Aaaah, really i like this drama.

And did you guys know that the script writer of this drama is Kim Eun Jeong?
The one who write "So, I Married The Antifans, My Boyfriend Wedding Dress, and Chekky Romance" ?
My favorite writer from Korea?! Aaaaaaa! *scream

Well, after knowing that she made the script for this drama i actually realized
why i so addicted to this drama recently.
And for you guys who haven't watch the drama, i suggest you, to watch
this drama as soon as possible :)


Trailer of this drama, 7 minutes!!




Park Shin Hye as Go Dok Mi

Yoon Shi Yoon as Enrique Geum

Kim Ji Hoon as Oh Ji Rak

Park Soo Jin as Cha Do Hwi,
the fox girl




Well, guys happy watching! 


Regards,
Apriska Sagita .M.

Senin, 04 Februari 2013

Story : Love is Like Caffeine



            Malam datang dengan cepat hari ini. Udara yang dingin dengan segera menusuk kulitku. Meskipun telah menyalakan pemanas ruangan, sepertinya tidak memberikan efek apa-apa. Bahkan kini aku masih menggigil tidak karuan di atas sofa ruang tamu.

Aku menyeka rambutku yang basah dengan handuk kering. Kegiatan kuliah yang padat selama satu hari ini benar-benar menguras tenagaku. Mandi dan relaksasi sebentar tentu terasa sangat menyegarkan, bahkan di saat cuaca dingin seperti ini. Bodoh, bukan.

Ting!

Mesin pembuat kopi berbunyi, memberikan tanda kalau kopi yang kumasak telah matang. Dengan santai aku berjalan menuju dapur dan mengambil dua buah cangkir dari dalam lemari yang berada tepat diatas tempat cuci piring.

Hangat. Kulitku yang dingin menyentuh permukaan cangkir yang kini telah terisi dengan kopi panas. Hati-hati aku membawa dua cangkir gelas itu ke arah ruang tamu. Aku meletakan cangkir-cangkir itu diatas meja dan kemudian berdiri untuk menyalakan radio yang berada di seberang meja. Suara lagu pun terdengar mengalun dari mesin radio yang ku nyalakan.

“ Hey, Dong Joon~aa (Hey, Dong Joon). . . bisa kau kecilkan sedikit suara radionya. Lagunya sangat mengganggu telingaku tahu. . “

Aku membalikan badanku dengan cepat. Seorang wanita dengan potongan rambut sebahu dan poni yang terurai di samping wajahnya menatapku dengan kesal.

“ Mwo?! (Apa?!) Noona ( Kak ), ini apartemenku. Jadi jangan menyuruhku seakan-akan ini rumahmu sendiri. Terserah aku mau mendengarkan radio dengan volume suara sebesar apa. “

Aku mendelik tepat kearahnya. Menunjukan wajah ‘ini rumahku dan kau bukan siapa-siapa’ miliku.

“ A . . araseo ( A. .aku tahu ). Jangan memelototiku seperti itu. Wajahmu sangat mengerikan. “

Wanita itu memalingkan wajahnya dariku, sambil kemudian membenamkan wajahnya dalam-dalam  diantara kedua tangannya yang berada di atas meja ruang tamu. Bersiap tidur.

“ Yak! Seo Jung Noona ( Hey! Kak, Seo Jeong ), jangan coba-coba tidur disini. Ingat itu! “, ujarku sambil berjalan kearahnya. Aku berjongkok tepat di hadapannya dan memasang wajah ‘terganggu’ ketika melihat ia bersiap tidur.

“ Ara ( Aku tahu ). . jangan bawel seperti nenek-nenek tua. “

Aku mendengus kesal mendengar ucapannya. Dengan cepat aku bangun dari posisiku dan berjalan menuju sofa ruang tamu yang berada diseberangnya untuk menikmati secangkir kopi yang telah kubuat. Aku menatap Seo Jung Noona yang tengah memejamkan matanya di hadapanku. Dengan jelas aku dapat menatap wajah lelahnya dan mendengarkan deru nafasnya di tengah ruangan yang terasa dingin ini. Sesapan demi sesapan kopi yang ku minum meninggalkan rasa pahit di lidah.

Seo Jung Noona menggeliat pelan dalam tidurnya. Tubuhnya menggigil karena udara dingin yang menusuk kulit. Aku kembali meletakan kopi ku diatas meja, tepat di samping Seo Jung Noona. Dengan cepat aku mengambil selimut yang berada di dalam kamarku dan segera kembali menuju ruang tamu untuk menyelimuti tubuh Noona yang menggigil.

Seo Joong Noona kembali menggeliat pelan dalam tidurnya. Ia merasa hangat sekarang dan deru nafasnya yang teratur kembali terdengar di dalam ruangan.

Aku tersenyum menatap wajah tidurnya yang tenang. Perlahan aku duduk disampingnya dan kembali menyesap kopi yang kubuat selagi masih panas. Suara lagu dari radio yang kunyalakan kini melantunkan lagu-lagu mellow dari para artis K-pop yang tengah naik daun. Kini lagu ‘Caffein’ yang di bawakan oleh salah satu member Beast, Yeoseob, mengalun dengan lembut.

It’s late, i need to sleep
And i already counted all the sheep in my head
In order to fall asleep
Somehow, i showered again

I keep drawing your face out on the ceilling
And when i close my eyes
A book with the story of our ended love opens

Aku menatap wajah Seo Jung Noona disampingku. Mendengarkan lagu ini mengingatkanku akan kebersamaan kami. Sudah 10 tahun. Yah, waktu yang sangat lama. Aku sudah bersama dengan Noona selama 10 tahun. Sejak kecil hanya Noona lah yang ada dalam hidupku.
Noona yang selalu ada saat aku sedih. Noona yang selalu menyemangatiku saat aku patah semangat. Noona yang selalu membelaku saat aku dikerjai murid lain di sekolah dasar. Noona yang dengan senyum manisnya selalu menyembunyikan kesedihannya. Noona yang tidak segan-segan akan bertindak kasar untuk membela kebenaran. Noona yang aku suka. Noona yang aku cintai. Noona yang harus kulepaskan. Seorang Noona yang tidak bisa kuraih.
Aku menyibakan rambut yang jatuh di depan wajahnya. Aku menyadarinya, matanya sembab seperti habis menangis. Aku berniat menyentuh wajahnya, namun dengan cepat ku urungkan karena takut tindakanku itu akan membangunkannya.
Even after you leave
You torture me like this
How did i become this miserable?


What did i do wrong?
How did i become this miserable?

Cause you’re like caffeine,
I can’t fall asleep at night
My heart keeps racing and again,
I hate you.

Like caffeine
I try to stay away
I try to forget about you but i can’t do it,
I can’t help it

Sejak dulu aku sudah mencoba untuk melepaskan Noona yang ada di sampingku ini. Namun, aku sama sekali tidak bisa melupakan Seo Jung Noona sedikitpun. Meskipun aku mencoba menghindar, Seo Jung Noona pasti akan kembali muncul dalam jarak pandangku. Tersenyum dengan manis dan kembali menarikku ke dalam lubang perasaan yang sama.

Oh oh you’re bad to me
So bad to me
Oh girl you’re like a caffeine

You’re bad to me
So bad to me
Oh girl you’re like a caffeine

Noona, bagaimana melepaskan diri darimu, huh?
Aku lelah, Noona. Aku ingin berhenti berlari mengejarmu seperti ini. Namun, setiap kali kau berbalik dan menatapku dengan senyum-mu tanpa sadar aku kembali berlari kearahmu. Meskipun aku tahu, tempat kau berada sekarang tidak akan dapat aku capai.

Each time i breathe,
I miss you
When i think that we’re living under the same sky
I go crazier
Though i’m like this,
I can’t let you go

Bahkan saat kita bertengkar hebat pun, pada akhirnya aku yang akan berlari meminta maaf padamu. Meski kau pada akhirnya tertawa dan bertanya kenapa aku yang meminta maaf, padahal dirimu yang melakukan kesalahan. Sungguh, aku tidak sanggup jauh darimu sedikitpun, Noona. Kau bahkan tidak tahu itu kan?

I see that couple fighting outside my window
They look like us in the past,
And tears well up

Look, don’t do that and just hug her
Look at me, How do i look right now?

Can’t you give me a chance to hold onto you?
Our relationship wasn’t something that could end so easily
Or am i mistaken?

Even though i hate you like this
When i think about the times we were together,
I smile

Maybe i don’t want to forget you
Yes, I don’t want to forget you
I want to cherish you

Aku hanya mampu memperhatikan wajah Noona kesayanganku ini dalam diam, sambil menikmati alunan lagu mellow yang mengalir lembut dari radio di ruang tamu. Bait terakhir dari lagu ini membuatku tersenyum. Rasanya ada sesuatu yang menggelitik perasaanku.

Secepat kilat aku mengambil Handphone yang berada di saku celanaku dan mulai menuliskan pesan singkat kepada seseorang. Setelah menemukan nomor Handphone yang berada di dalam kontak nomorku, dengan segera aku menekan tombol ‘OK’ agar pesan itu segera terkirim. Selesai.


Aku kembali memasukan Handphone milik ku ke dalam saku celana dan dengan perlahan membangunkan Seo Jung Noona yang tengah tertidur.

“ Noona-yaa, ireona. . ireona. . palliwa. . ( Kak, bangun. . bangun. . cepat. .) “, aku terus mengguncang-guncang tubuh Seo Jung Noona agar ia terbangun dari tidurnya.

“ Dong Joon~aa. . bisa tidak kau membangunkanku 1 jam lagi. Aku mengantuk sekali. .hoaaammm. . “

“ Mwo?! (Apa?!) Noona, jangan macam-macam ya. Aku kan sudah bilang jangan tidur disini, kau harus pulang sekarang! “

Seo Jung Noona menepis tanganku dengan kasar, “ Shireo!! (Tidak mau!!) Aku tidak mau pulang kerumah!! “

Aku hanya mampu menarik nafas panjang sambil menggeleng-gelengkan kepalaku perlahan, “ Noona, berapa sih umurmu, huh? Kenapa kau keras kepala sekali? Ini sudah malam, Noona harus segera pulang. Titik! “

Aku kembali mengguncang-guncang tubuh Seo Jung Noona agar ia segera kembali ke alam sadarnya. Seo Jung Noona dengan cepat menatapku dengan tatapannya yang mengerikan. Saat melihatnya seperti itu, aku telah mampu memprediksi apa yang akan terjadi selanjutnya. Hujan cacian dan makian. Ya, tuhan.

“ Yak! Pria macam apa yang mengguncang-guncang tubuh wanita hamil, huh! Dasar tidak sopan! Satu lagi, kenapa kau cukup bodoh untuk menyajikan kopi dihadapanku padahal aku tengah hamil 2 bulan. Kau mau membuatku keguguran, huh! “

“ ... i. .. itu. . . “, keringat dingin mengucur keluar dari dahiku.

“ Lihat, kau bahkan tidak perduli aku tertidur di lantai seperti ini. Halooo~ apa kau tidak punya mata? Aku sedang hamil. Mengandung. Tau artinya? Aku tidak bisa merasa kedinginan. Aku dan calon bayiku harus selalu merasa hangat! “

“ Ya. . aku sudah memberimu. . seli. .mut. . Noona. . “

“ Apa?! Kau bilang apa?! “, Seo Jung Noona semakin menatap tajam ke arahku. Aku hanya mampu menelan bulat-bulat perkataanku di hadapan Noona. “. . Ti. .da. .k. .”

Ting. Tong.

Tiba-tiba saja, suara bel apartemenku berbunyi. Seketika wajahku pun berubah cerah.
“ Akhirnya. . “, aku menarik nafas lega dan segera berlari menuju pintu depan untuk membukakan pintu bagi tamu baruku.

Ketika aku membuka pintu depan apartemenku, seorang pria yang berusia 7 tahun lebih tua dariku tengah berdiri di depan pintu. Keringat bercucuran dari dahinya dan wajahnya menampakan ekspresi panik yang tidak bisa dibendung.

“ Hyung! (Kakak!) Sudah datang? “, tanyaku.

“ Dimana Seo Jung? “, tanpa basa-basi lagi pria itu langsung menerobos masuk ke dalam apartemenku.

“ Chagi~ya ( Sayang ). . Chagiii. .  Ayo kita pulang. . “, pria yang ku panggil Hyung itu terus memanggil Seo Jung Noona dengan panggilan ‘Sayang’ yang membuatku merasa merinding. Cih, akan lebih baik kalau aku yang memanggil Noona seperti itu.

Kami masuk ke ruang tamu dan mendapati Seo Jung Noona tengah memegang bantal yang berada di atas kursi tamu ku, “ Shin Jae Kwon, Mau apa kemari?! “

“ Tentu saja menjemputmu pulang, sayang. Ayo kita pulang, sudah ma... BUK. . ! “

Aku menutup mata dengan cepat ketika bantal kursi tamu yang dipegang oleh Noona mendarat dengan tepat di wajah Jae Kwon Hyung. Aku berniat untuk tertawa namun kembali mengurungkan niatku ketika melihat Noona mendelik ke arahku.

“ Kim Dong Joon, apa kau yang memanggil orang ini?! “

“ Noona, aku hanya mengkhawatirkanmu. Hari sudah malam dan kau harus segera pulang. Kau harus beristirahat di rumah dengan baik, Noona. Apa kau tidak memikirkan kesehatanmu dan bayimu? “

“ Aku tidak mau pulang! Aku tidak mau pulang sebelum makan Kimchi buatan ibukuuuuu! Oemmaaaa, aku mau kimchi buatan oemma sekarang juga! Hiks. . hiks. . Kenapa kau sulit sekali mengabulkan keinginanku sih, Shin Jae Kwon!! “, teriaknya sambil mulai terisak.

Aku memijat-mijat kepalaku. Ternyata sejak tadi Noona menangis dan terus rewel akan segala hal kecil hanya karena keinginannya makan kimchi buatan ahjumma ( bibi ) tidak dipenuhi. Dasar orang ‘ngidam’. Haaaahhhh~

Jae Kwon Hyung menyentuh lengan Seo Jung Noona perlahan, “ Seo Jung~aa, Maaf karena aku tidak mampu memenuhi keinginanmu dengan cepat karena ada urusan di kantor. Tapi, aku sudah menelpon ibumu dan memintanya untuk membuatkan kimchi yang kau minta. Baru saja aku ke rumahmu untuk mengambil kimchi yang kau inginkan. Kimchinya sudah ada di mobil. Kau bisa menikmatinya dijalan pulang nanti. Ayo kita pulang sekarang juga, Jung~aa. . . . Eoh? “

Seketika itu juga wajah Seo Jung Noona yang sedih berganti dengan mimik wajah penuh keceriaan dan bahagia, “ Jeongmal? ( Benarkah? ) Kimchinya sudah ada di mobil? “

Jae Kwon Hyung hanya tersenyum dengan hangat melihat tingkah laku istrinya, Seo Jung Noona.

Aku hanya mampu tertawa kecil melihat kemesraan mereka berdua. Lihat, kan? Mau bagaimana pun juga sudah tidak ada tempat yang cukup untukku diantara mereka.
“ Dong Joon~aa, aku rasa aku akan pulang sekarang. Terima kasih banyak sudah mau menjagaku hari ini “, Noona berjalan menghampiriku dan mencubit pipiku gemas.

“ Eoh, jangan datang lagi saat kau tengah ‘ngidam’. Itu sangat mengganggu tahu! “, ujarku asal.

“ Aigoo ( Ya ampun ). . . anak ini. . .  “, Seo Jung Noona hanya mampu tertawa sembari mengacak-acak rambutku.

Jae Kwon Hyung mengambil tas tangan milik Noona yang berada di lantai dan menghampiri Seo Jung Noona yang sudah lebih dulu berjalan ke arah pintu depan. Aku dan Jae Kwon Hyung berjalan beriringan di belakang Seo Jung Noona menuju tempat parkir mobil.

“ Dong Joon, terima kasih karena sudah menjaga isteri ku dengan baik. Aku merasa senang karena Seo Jung memiliki teman yang baik sepertimu. “

Kembali, aku hanya mampu tertawa kecil menanggapi ucapannya. “ Hyung, tanpa di minta pun aku akan selalu menjaga Seo Jung Noona. Dia terlalu berharga untukku. Kau tahu itu kan? Jadi jangan khawatir. “

Jae Kwon Hyung tertawa mendengar jawabanku, “ Sekali lagi terima kasih. Aku dan Seo Jung pamit pulang kerumah lebih dulu. Selamat malam, Dong Joon. “

Aku menganggukan kepalaku perlahan sambil melambaikan tangan kearah Seo Jung Noona dan Jae Kwon Hyung yang juga melambaikan tangan kearahku.

Aku melihat mereka berjalan berdampingan sambil bersenda gurau menuju mobil sedan hitam yang terpakir tepat diujung tempat parkir apartemenku. Haaah, aku hanya mampu tersenyum pahit menatap kemesraan mereka. Tidak adil bukan, ada pasangan yang begitu bahagia tanpa tahu ada seseorang yang tengah terluka disaat yang bersamaan.

Seandainya saja, tuhan memberikan kemampuan kepada setiap manusia agar mampu mendeteksi keberadaan belahan jiwa mereka. Apakah itu dengan bunyi alarm atau sinyal-sinyal lain yang mampu menghubungkan keberadaan setiap orang dengan pasangan sejatinya. Tentu tidak akan banyak orang yang memiliki perasaan sepertiku bukan?

Ya ampun, sepertinya otakku sudah mulai teracuni dengan film romantis yang baru saja ku tonton semalam. Aku tertawa sambil memukul-mukul kepalaku dengan keras.

Tiba-tiba saja, bunyi alarm yang entah darimana berdering dengan keras di dekatku. Refleks aku melompat karena kaget. “ Ya, ampun! “

Aku mengelus-elus dadaku yang berdegup dengan kencang, masih merasa kaget akan bunyi alarm yang berbunyi keras itu.

 “ Eommaaaa ( Ibu )!!! Sudah kubilang jangan menelponku. Iya.. iya. . Aku sudah dijalan pulang. Ibu jangan khawatir. . “

Suara seorang wanita terdengar dari arah belakangku. Aku menolehkan kepalaku kebelakang dan melihat seorang wanita bermantel merah tengah berbicara dengan nada keras di telepon, yang aku dengar adalah ibunya. Dasar gila.

 Oh, ternyata suara alarm yang keras tadi adalah bunyi dering telepon wanita itu. Cih, selera musiknya jelek sekali. Selain itu bunyinya yang keras juga sangat mengganggu. Apa wanita itu tidak menyadarinya?

Dengan cepat wanita dibelakangku itu berjalan melewatiku dengan tergesa-gesa dan segera berbelok tepat ke arah gedung apartemenku. Aku hanya mampu tertawa sinis melihatnya berbelok ke arah gedung apartemen yang sama denganku. Wah, ternyata kami tinggal di tempat yang sama. Hebat sekali.

 Seandainya saja, tuhan memberikan kemampuan kepada setiap manusia agar mampu mendeteksi keberadaan belahan jiwa mereka. Apakah itu dengan bunyi alarm atau sinyal-sinyal lain yang mampu menghubungkan keberadaan setiap orang dengan pasangan sejatinya. Tentu tidak akan banyak orang yang memiliki perasaan sepertiku bukan?

Hening.

Aku terdiam memandangi jalanan yang dilewati wanita itu. Jalanan depan apartemenku. Aku mengusap hidungku perlahan dan merapatkan jaket yang ku kenakan. Aku tertawa kecil sebelum kemudian ingat akan hangatnya kopi panas yang berada di ruang tamuku. Aku rasa cuaca dingin benar-benar bisa membuat setiap orang berimajinasi. Sebaiknya aku segera kembali ke apartemenku dan mulai menghangatkan otakku dengan secangkir kopi panas. Yah, aku rasa itu ide yang bagus.

Tamat


*Note : film romantis yang di tonton oleh Dong Joon adalah salah satu film romance produksi korea yang sayangnya sampai sekarang belum bisa diingat apa judulnya. . hahaha. Salah satu adegan dalam film itu, saya tambahkan dalam cerita. Terutama dibagian tentang keberadaan alarm pencari belahan jiwa. Kekekek. Well, guys jika kalian tanpa sengaja mampir dan membaca cerita ini silahkan dinikmati meskipun cerita dan penulisannya agak aneh. Apabila ada kesamaan cerita dengan kejadian atau peristiwa apapun, itu bukanlah hal yang disengaja.
Di harapkan tidak ada yang mengcopy paste cerita ini tanpa persetujuan dari saya ya. Hargailah hasil karya anak bangsa. Terima kasih J