Do you guys, especially K-popers who like watching K-drama,
knows about Flower Boy Next Door?
Do you know this drama?
I think lot of K-drama lovers know
about this funny, romantic, and entertaining drama, don't you?
Yup, Flower Boy Next Door is a drama that broadcast in tvN
every Monday and Tuesday at 11:00 pm KST.
This drama is a romantice comedy drama about a girl, Go Dok Mi (Park Shin Hye)
who lock herself the whole time in her apartment and watching the boy next her apartement, Tae Jun.
But Someday she get caught spying on her next door by Enrique Geum (Yoon Shi Yoon),
a famous game creator from Spain. There's any other guy name Oh Ji Rak (Kim Ji Hoon), the boy next her room that fell in love to her for 3 years without her knowing it.
The story about these main three character, Go Dok Mi, Enrique Geum, and Oh Ji Rak,
are really funny and romantic at the same time. Aaaah, really i like this drama.
And did you guys know that the script writer of this drama is Kim Eun Jeong?
The one who write "So, I Married The Antifans, My Boyfriend Wedding Dress, and Chekky Romance" ?
My favorite writer from Korea?! Aaaaaaa! *scream
Well, after knowing that she made the script for this drama i actually realized
why i so addicted to this drama recently.
And for you guys who haven't watch the drama, i suggest you, to watch
this drama as soon as possible :)
Malam datang dengan cepat hari ini. Udara yang
dingin dengan segera menusuk kulitku. Meskipun telah menyalakan pemanas
ruangan, sepertinya tidak memberikan efek apa-apa. Bahkan kini aku masih
menggigil tidak karuan di atas sofa ruang tamu.
Aku menyeka rambutku
yang basah dengan handuk kering. Kegiatan kuliah yang padat selama satu hari
ini benar-benar menguras tenagaku. Mandi dan relaksasi sebentar tentu terasa
sangat menyegarkan, bahkan di saat cuaca dingin seperti ini. Bodoh, bukan.
Ting!
Mesin pembuat kopi
berbunyi, memberikan tanda kalau kopi yang kumasak telah matang. Dengan santai
aku berjalan menuju dapur dan mengambil dua buah cangkir dari dalam lemari yang
berada tepat diatas tempat cuci piring.
Hangat. Kulitku yang
dingin menyentuh permukaan cangkir yang kini telah terisi dengan kopi panas. Hati-hati
aku membawa dua cangkir gelas itu ke arah ruang tamu. Aku meletakan
cangkir-cangkir itu diatas meja dan kemudian berdiri untuk menyalakan radio
yang berada di seberang meja. Suara lagu pun terdengar mengalun dari mesin
radio yang ku nyalakan.
“ Hey, Dong Joon~aa
(Hey, Dong Joon). . . bisa kau kecilkan sedikit suara radionya. Lagunya sangat
mengganggu telingaku tahu. . “
Aku membalikan badanku
dengan cepat. Seorang wanita dengan potongan rambut sebahu dan poni yang
terurai di samping wajahnya menatapku dengan kesal.
“ Mwo?! (Apa?!) Noona (
Kak ), ini apartemenku. Jadi jangan menyuruhku seakan-akan ini rumahmu sendiri.
Terserah aku mau mendengarkan radio dengan volume suara sebesar apa. “
Aku mendelik tepat
kearahnya. Menunjukan wajah ‘ini rumahku dan kau bukan siapa-siapa’ miliku.
“ A . . araseo ( A.
.aku tahu ). Jangan memelototiku seperti itu. Wajahmu sangat mengerikan. “
Wanita itu memalingkan
wajahnya dariku, sambil kemudian membenamkan wajahnya dalam-dalam diantara kedua tangannya yang berada di atas
meja ruang tamu. Bersiap tidur.
“ Yak! Seo Jung Noona (
Hey! Kak, Seo Jeong ), jangan coba-coba tidur disini. Ingat itu! “, ujarku
sambil berjalan kearahnya. Aku berjongkok tepat di hadapannya dan memasang
wajah ‘terganggu’ ketika melihat ia bersiap tidur.
“ Ara ( Aku tahu ). .
jangan bawel seperti nenek-nenek tua. “
Aku mendengus kesal
mendengar ucapannya. Dengan cepat aku bangun dari posisiku dan berjalan menuju
sofa ruang tamu yang berada diseberangnya untuk menikmati secangkir kopi yang
telah kubuat. Aku menatap Seo Jung Noona yang tengah memejamkan matanya di
hadapanku. Dengan jelas aku dapat menatap wajah lelahnya dan mendengarkan deru
nafasnya di tengah ruangan yang terasa dingin ini. Sesapan demi sesapan kopi
yang ku minum meninggalkan rasa pahit di lidah.
Seo Jung Noona
menggeliat pelan dalam tidurnya. Tubuhnya menggigil karena udara dingin yang
menusuk kulit. Aku kembali meletakan kopi ku diatas meja, tepat di samping Seo
Jung Noona. Dengan cepat aku mengambil selimut yang berada di dalam kamarku dan
segera kembali menuju ruang tamu untuk menyelimuti tubuh Noona yang menggigil.
Seo Joong Noona kembali
menggeliat pelan dalam tidurnya. Ia merasa hangat sekarang dan deru nafasnya
yang teratur kembali terdengar di dalam ruangan.
Aku tersenyum menatap
wajah tidurnya yang tenang. Perlahan aku duduk disampingnya dan kembali
menyesap kopi yang kubuat selagi masih panas. Suara lagu dari radio yang
kunyalakan kini melantunkan lagu-lagu mellow dari para artis K-pop yang tengah
naik daun. Kini lagu ‘Caffein’ yang di bawakan oleh salah satu member Beast,
Yeoseob, mengalun dengan lembut.
It’s late, i need to
sleep
And i already counted
all the sheep in my head
In order to fall asleep
Somehow, i showered
again
I keep drawing your
face out on the ceilling
And when i close my
eyes
A book with the story
of our ended love opens
Aku
menatap wajah Seo Jung Noona disampingku. Mendengarkan lagu ini mengingatkanku
akan kebersamaan kami. Sudah 10 tahun. Yah, waktu yang sangat lama. Aku sudah
bersama dengan Noona selama 10 tahun. Sejak kecil hanya Noona lah yang ada
dalam hidupku.
Noona
yang selalu ada saat aku sedih. Noona yang selalu menyemangatiku saat aku patah
semangat. Noona yang selalu membelaku saat aku dikerjai murid lain di sekolah
dasar. Noona yang dengan senyum manisnya selalu menyembunyikan kesedihannya.
Noona yang tidak segan-segan akan bertindak kasar untuk membela kebenaran.
Noona yang aku suka. Noona yang aku cintai. Noona yang harus kulepaskan.
Seorang Noona yang tidak bisa kuraih.
Aku
menyibakan rambut yang jatuh di depan wajahnya. Aku menyadarinya, matanya
sembab seperti habis menangis. Aku berniat menyentuh wajahnya, namun dengan
cepat ku urungkan karena takut tindakanku itu akan membangunkannya.
Even after you leave
You torture me like
this
How did i become this
miserable?
What did i do wrong?
How did i become this
miserable?
Cause you’re like
caffeine,
I can’t fall asleep at
night
My heart keeps racing
and again,
I hate you.
Like caffeine
I try to stay away
I try to forget about
you but i can’t do it,
I can’t help it
Sejak
dulu aku sudah mencoba untuk melepaskan Noona yang ada di sampingku ini. Namun,
aku sama sekali tidak bisa melupakan Seo Jung Noona sedikitpun. Meskipun aku
mencoba menghindar, Seo Jung Noona pasti akan kembali muncul dalam jarak
pandangku. Tersenyum dengan manis dan kembali menarikku ke dalam lubang
perasaan yang sama.
Oh oh you’re bad to me
So bad to me
Oh girl you’re like a
caffeine
You’re bad to me
So bad to me
Oh girl you’re like a
caffeine
Noona,
bagaimana melepaskan diri darimu, huh?
Aku
lelah, Noona. Aku ingin berhenti berlari mengejarmu seperti ini. Namun, setiap
kali kau berbalik dan menatapku dengan senyum-mu tanpa sadar aku kembali
berlari kearahmu. Meskipun aku tahu, tempat kau berada sekarang tidak akan
dapat aku capai.
Each time i breathe,
I miss you
When i think that we’re
living under the same sky
I go crazier
Though i’m like this,
I can’t let you go
Bahkan
saat kita bertengkar hebat pun, pada akhirnya aku yang akan berlari meminta
maaf padamu. Meski kau pada akhirnya tertawa dan bertanya kenapa aku yang
meminta maaf, padahal dirimu yang melakukan kesalahan. Sungguh, aku tidak
sanggup jauh darimu sedikitpun, Noona. Kau bahkan tidak tahu itu kan?
I see that couple
fighting outside my window
They look like us in
the past,
And tears well up
Look, don’t do that and
just hug her
Look at me, How do i
look right now?
Can’t you give me a
chance to hold onto you?
Our relationship wasn’t
something that could end so easily
Or am i mistaken?
Even though i hate you
like this
When i think about the
times we were together,
I smile
Maybe i don’t want to
forget you
Yes, I don’t want to
forget you
I want to cherish you
Aku
hanya mampu memperhatikan wajah Noona kesayanganku ini dalam diam, sambil
menikmati alunan lagu mellow yang mengalir lembut dari radio di ruang tamu. Bait
terakhir dari lagu ini membuatku tersenyum. Rasanya ada sesuatu yang
menggelitik perasaanku.
Secepat
kilat aku mengambil Handphone yang berada di saku celanaku dan mulai menuliskan
pesan singkat kepada seseorang. Setelah menemukan nomor Handphone yang berada
di dalam kontak nomorku, dengan segera aku menekan tombol ‘OK’ agar pesan itu
segera terkirim. Selesai.
Aku
kembali memasukan Handphone milik ku ke dalam saku celana dan dengan perlahan
membangunkan Seo Jung Noona yang tengah tertidur.
“
Noona-yaa, ireona. . ireona. . palliwa. . ( Kak, bangun. . bangun. . cepat. .)
“, aku terus mengguncang-guncang tubuh Seo Jung Noona agar ia terbangun dari
tidurnya.
“
Dong Joon~aa. . bisa tidak kau membangunkanku 1 jam lagi. Aku mengantuk sekali.
.hoaaammm. . “
“
Mwo?! (Apa?!) Noona, jangan macam-macam ya. Aku kan sudah bilang jangan tidur
disini, kau harus pulang sekarang! “
Seo
Jung Noona menepis tanganku dengan kasar, “ Shireo!! (Tidak mau!!) Aku tidak
mau pulang kerumah!! “
Aku
hanya mampu menarik nafas panjang sambil menggeleng-gelengkan kepalaku
perlahan, “ Noona, berapa sih umurmu, huh? Kenapa kau keras kepala sekali? Ini
sudah malam, Noona harus segera pulang. Titik! “
Aku
kembali mengguncang-guncang tubuh Seo Jung Noona agar ia segera kembali ke alam
sadarnya. Seo Jung Noona dengan cepat menatapku dengan tatapannya yang
mengerikan. Saat melihatnya seperti itu, aku telah mampu memprediksi apa yang
akan terjadi selanjutnya. Hujan cacian dan makian. Ya, tuhan.
“
Yak! Pria macam apa yang mengguncang-guncang tubuh wanita hamil, huh! Dasar
tidak sopan! Satu lagi, kenapa kau cukup bodoh untuk menyajikan kopi
dihadapanku padahal aku tengah hamil 2 bulan. Kau mau membuatku keguguran, huh!
“
“
... i. .. itu. . . “, keringat dingin mengucur keluar dari dahiku.
“
Lihat, kau bahkan tidak perduli aku tertidur di lantai seperti ini. Halooo~ apa
kau tidak punya mata? Aku sedang hamil. Mengandung. Tau artinya? Aku tidak bisa
merasa kedinginan. Aku dan calon bayiku harus selalu merasa hangat! “
“
Ya. . aku sudah memberimu. . seli. .mut. . Noona. . “
“
Apa?! Kau bilang apa?! “, Seo Jung Noona semakin menatap tajam ke arahku. Aku
hanya mampu menelan bulat-bulat perkataanku di hadapan Noona. “. . Ti. .da. .k.
.”
Ting.
Tong.
Tiba-tiba
saja, suara bel apartemenku berbunyi. Seketika wajahku pun berubah cerah.
“
Akhirnya. . “, aku menarik nafas lega dan segera berlari menuju pintu depan
untuk membukakan pintu bagi tamu baruku.
Ketika
aku membuka pintu depan apartemenku, seorang pria yang berusia 7 tahun lebih
tua dariku tengah berdiri di depan pintu. Keringat bercucuran dari dahinya dan
wajahnya menampakan ekspresi panik yang tidak bisa dibendung.
“
Hyung! (Kakak!) Sudah datang? “, tanyaku.
“
Dimana Seo Jung? “, tanpa basa-basi lagi pria itu langsung menerobos masuk ke
dalam apartemenku.
“
Chagi~ya ( Sayang ). . Chagiii. . Ayo
kita pulang. . “, pria yang ku panggil Hyung itu terus memanggil Seo Jung Noona
dengan panggilan ‘Sayang’ yang membuatku merasa merinding. Cih, akan lebih baik
kalau aku yang memanggil Noona seperti itu.
Kami
masuk ke ruang tamu dan mendapati Seo Jung Noona tengah memegang bantal yang
berada di atas kursi tamu ku, “ Shin Jae Kwon, Mau apa kemari?! “
“
Tentu saja menjemputmu pulang, sayang. Ayo kita pulang, sudah ma... BUK. . ! “
Aku
menutup mata dengan cepat ketika bantal kursi tamu yang dipegang oleh Noona
mendarat dengan tepat di wajah Jae Kwon Hyung. Aku berniat untuk tertawa namun
kembali mengurungkan niatku ketika melihat Noona mendelik ke arahku.
“
Kim Dong Joon, apa kau yang memanggil orang ini?! “
“
Noona, aku hanya mengkhawatirkanmu. Hari sudah malam dan kau harus segera
pulang. Kau harus beristirahat di rumah dengan baik, Noona. Apa kau tidak
memikirkan kesehatanmu dan bayimu? “
“
Aku tidak mau pulang! Aku tidak mau pulang sebelum makan Kimchi buatan
ibukuuuuu! Oemmaaaa, aku mau kimchi buatan oemma sekarang juga! Hiks. . hiks. .
Kenapa kau sulit sekali mengabulkan keinginanku sih, Shin Jae Kwon!! “,
teriaknya sambil mulai terisak.
Aku
memijat-mijat kepalaku. Ternyata sejak tadi Noona menangis dan terus rewel akan
segala hal kecil hanya karena keinginannya makan kimchi buatan ahjumma ( bibi )
tidak dipenuhi. Dasar orang ‘ngidam’. Haaaahhhh~
Jae
Kwon Hyung menyentuh lengan Seo Jung Noona perlahan, “ Seo Jung~aa, Maaf karena
aku tidak mampu memenuhi keinginanmu dengan cepat karena ada urusan di kantor.
Tapi, aku sudah menelpon ibumu dan memintanya untuk membuatkan kimchi yang kau
minta. Baru saja aku ke rumahmu untuk mengambil kimchi yang kau inginkan.
Kimchinya sudah ada di mobil. Kau bisa menikmatinya dijalan pulang nanti. Ayo
kita pulang sekarang juga, Jung~aa. . . . Eoh? “
Seketika
itu juga wajah Seo Jung Noona yang sedih berganti dengan mimik wajah penuh
keceriaan dan bahagia, “ Jeongmal? ( Benarkah? ) Kimchinya sudah ada di mobil?
“
Jae
Kwon Hyung hanya tersenyum dengan hangat melihat tingkah laku istrinya, Seo
Jung Noona.
Aku
hanya mampu tertawa kecil melihat kemesraan mereka berdua. Lihat, kan? Mau
bagaimana pun juga sudah tidak ada tempat yang cukup untukku diantara mereka.
“
Dong Joon~aa, aku rasa aku akan pulang sekarang. Terima kasih banyak sudah mau
menjagaku hari ini “, Noona berjalan menghampiriku dan mencubit pipiku gemas.
“
Eoh, jangan datang lagi saat kau tengah ‘ngidam’. Itu sangat mengganggu tahu!
“, ujarku asal.
“
Aigoo ( Ya ampun ). . . anak ini. . . “,
Seo Jung Noona hanya mampu tertawa sembari mengacak-acak rambutku.
Jae
Kwon Hyung mengambil tas tangan milik Noona yang berada di lantai dan
menghampiri Seo Jung Noona yang sudah lebih dulu berjalan ke arah pintu depan.
Aku dan Jae Kwon Hyung berjalan beriringan di belakang Seo Jung Noona menuju
tempat parkir mobil.
“
Dong Joon, terima kasih karena sudah menjaga isteri ku dengan baik. Aku merasa
senang karena Seo Jung memiliki teman yang baik sepertimu. “
Kembali,
aku hanya mampu tertawa kecil menanggapi ucapannya. “ Hyung, tanpa di minta pun
aku akan selalu menjaga Seo Jung Noona. Dia terlalu berharga untukku. Kau tahu
itu kan? Jadi jangan khawatir. “
Jae
Kwon Hyung tertawa mendengar jawabanku, “ Sekali lagi terima kasih. Aku dan Seo
Jung pamit pulang kerumah lebih dulu. Selamat malam, Dong Joon. “
Aku
menganggukan kepalaku perlahan sambil melambaikan tangan kearah Seo Jung Noona
dan Jae Kwon Hyung yang juga melambaikan tangan kearahku.
Aku
melihat mereka berjalan berdampingan sambil bersenda gurau menuju mobil sedan
hitam yang terpakir tepat diujung tempat parkir apartemenku. Haaah, aku hanya
mampu tersenyum pahit menatap kemesraan mereka. Tidak adil bukan, ada pasangan
yang begitu bahagia tanpa tahu ada seseorang yang tengah terluka disaat yang
bersamaan.
Seandainya
saja, tuhan memberikan kemampuan kepada setiap manusia agar mampu mendeteksi
keberadaan belahan jiwa mereka. Apakah itu dengan bunyi alarm atau
sinyal-sinyal lain yang mampu menghubungkan keberadaan setiap orang dengan
pasangan sejatinya. Tentu tidak akan banyak orang yang memiliki perasaan
sepertiku bukan?
Ya
ampun, sepertinya otakku sudah mulai teracuni dengan film romantis yang baru
saja ku tonton semalam. Aku tertawa sambil memukul-mukul kepalaku dengan keras.
Tiba-tiba
saja, bunyi alarm yang entah darimana berdering dengan keras di dekatku.
Refleks aku melompat karena kaget. “ Ya, ampun! “
Aku
mengelus-elus dadaku yang berdegup dengan kencang, masih merasa kaget akan
bunyi alarm yang berbunyi keras itu.
“ Eommaaaa ( Ibu )!!! Sudah kubilang jangan
menelponku. Iya.. iya. . Aku sudah dijalan pulang. Ibu jangan khawatir. . “
Suara
seorang wanita terdengar dari arah belakangku. Aku menolehkan kepalaku
kebelakang dan melihat seorang wanita bermantel merah tengah berbicara dengan
nada keras di telepon, yang aku dengar adalah ibunya. Dasar gila.
Oh, ternyata suara alarm yang keras tadi
adalah bunyi dering telepon wanita itu. Cih, selera musiknya jelek sekali.
Selain itu bunyinya yang keras juga sangat mengganggu. Apa wanita itu tidak
menyadarinya?
Dengan
cepat wanita dibelakangku itu berjalan melewatiku dengan tergesa-gesa dan
segera berbelok tepat ke arah gedung apartemenku. Aku hanya mampu tertawa sinis
melihatnya berbelok ke arah gedung apartemen yang sama denganku. Wah, ternyata
kami tinggal di tempat yang sama. Hebat sekali.
Seandainya
saja, tuhan memberikan kemampuan kepada setiap manusia agar mampu mendeteksi
keberadaan belahan jiwa mereka. Apakah itu dengan bunyi alarm atau
sinyal-sinyal lain yang mampu menghubungkan keberadaan setiap orang dengan
pasangan sejatinya.Tentu tidak akan
banyak orang yang memiliki perasaan sepertiku bukan?
Hening.
Aku
terdiam memandangi jalanan yang dilewati wanita itu. Jalanan depan apartemenku.
Aku mengusap hidungku perlahan dan merapatkan jaket yang ku kenakan. Aku
tertawa kecil sebelum kemudian ingat akan hangatnya kopi panas yang berada di
ruang tamuku. Aku rasa cuaca dingin benar-benar bisa membuat setiap orang
berimajinasi. Sebaiknya aku segera kembali ke apartemenku dan mulai menghangatkan
otakku dengan secangkir kopi panas. Yah, aku rasa itu ide yang bagus.
Tamat
*Note
: film romantis yang di tonton oleh Dong Joon adalah salah satu film romance
produksi korea yang sayangnya sampai sekarang belum bisa diingat apa judulnya.
. hahaha. Salah satu adegan dalam film itu, saya tambahkan dalam cerita.
Terutama dibagian tentang keberadaan alarm pencari belahan jiwa. Kekekek. Well,
guys jika kalian tanpa sengaja mampir dan membaca cerita ini silahkan dinikmati
meskipun cerita dan penulisannya agak aneh. Apabila ada kesamaan cerita dengan
kejadian atau peristiwa apapun, itu bukanlah hal yang disengaja.
Di
harapkan tidak ada yang mengcopy paste cerita ini tanpa persetujuan dari saya
ya. Hargailah hasil karya anak bangsa. Terima kasih J